Kamis, 31 Desember 2009

EVALUASI AKHIR MANDIRI

EVALUASI AKHIR MANDIRI PTIK

SOAL

I. Salah satu pemanfaatan teknologi nirkabel (misal IEEE 802.11) adalah sebagai akses point. Jelaskan topologi jaringan yang mendukung pemanfaatan ini, juga berikan contoh penerapan perangkat yang mendukung layanan ini.

II. Content dan aplikasi yang dapat mendukung layanan TIK dapat dibangun dari kombinasi sistem data base dan aplikasi web. Salah satu penerapan sederhana adalah aplikasi web blog. Buat blog pribadi anda (bisa dimanfaatkan blog.its.ac.id), yang memuat tugas-tugas TIK (yang lalu) dan evaluasi akhir mandiri ini.

III. Untuk menjaga layanan jaringan yang baik, sistem keamanan harus dibangun dan dipelihara dalam suatu jaringan. Jelaskan bentuk gangguan apa saja yang mungkin mengganggu atau merusak layanan tersebut.

  1. Jelaskan Creative Common Licence dan penerapannya untuk sumber-sumber yang di peroleh dari dunia maya. Misal untuk sebuah aplikasi SCILAB, atau yang lain hak apa saja yang diberikan kepada pengunduh atau memanfaatannya.

JAWABAN

I. Teknologi nirkabel yaitu Sistem Komunikasi menggunakan frekuensi/spektrum radio, yang menghubungkan satu perangkat elektronik ke perangkat elektronik yang lain tanpa adanya kabel untuk mentransfer data atau file ke perangkat elektronik yang lain, dan yang memungkinkan transmisi (pengiriman/penerimaan) informasi (suara, data, gambar, video) tanpa koneksi fisik . Dibedakan dari sistem transmisi yang memerlukan koneksi fisik, seperti kabel/kawat tembaga atau fiber optik . Bersifat tetap (fixed) atau bergerak (mobile). Dibatasi oleh ketersediaan spektrum (pita frekuensi), karena adanya interferensi (saling mengganggu) jika digunakan bersama. Teknologi nirkabel contohnya IEEE 802.11 mendukung tiga topologi dasar WLAN, antara lain : Independent Basic Sevice Set (IBSS), Basic Service Set (BSS) dan Extended Service set (ESS).

Ø IBSS : Konfigurasi IBSS dikenal sebagai konfigurasi independen atau jaringan ad-hoc. Konfigurasi IBSS mirip dengan jaringan office peer-to-perr di mana tidak ada satu titik (node) yang berfungsi sebagai server. Dalam WLAN jenis IBSS sejumlah node nirkabel akan berkomunikasi secara langsung satu dangan lainnya secara ad-hoc, peer-to-peer. Jenis IBSS ini dikenal juga dengan nama ad-hoc network, biasanya digunakan di perkantoran, ruang di dalam hotel, lapangan terbang, dan sebagainya. Biasanya IBSS menghubungkan jaringan dalam ruang yang terbatas dan tidak disambungkan ke jaringan komputer atau jaringan Internet yang lebih besar.

Ø BSS : BBS terdiri dari satu buah acces point ke jaringan kabel atau internet. Jenis ini dikenal juga sebagai manage network di jaringan WLAN, acces point (AP) bertindak sebagai server logical disebuah sel atau kanal WLAN. Komunikasi antara dua node A dan B dalam jaringan BSS biasanya dari A ke AP kemudian AP akan mengulang data yang dikirim ke B.

Ø ESS : ESS terdiri dari beberapa BSS yang saling overlap (masing-masing mempunyai access point). AP dihubungkan satu sama lain menggunakan distribution system (DS), biasanya berupa ethernet LAN atau teknik lainnya. Konfigurasi ini merupakan konfigurasi standart yang biasa digunakan warnet dalam membangun jaringan Internetnya. Biasanya pada AP dipasang perangkat lunak router atau bridge yang akan menghubungkan jaringan nirkabel LAN dengan LAN berbasis kabel.

Contoh penerapan perangkat yang mendukung teknologi nirkabel :

Teknologi Transmisi Informasi Nirkabel Pada Ponsel

Ada 3 teknologi yang digunakan untuk mengirimkan/transmisi informasi secara nirkabel pada ponsel yaitu FDMA, TDMA dan CDMA.

Ketiganya dapat dipahami dengan mudah dari perbedaan cara pembagian akses yang diberikan. Tiga huruf terakhir pada tiap singkatan tersebut, DMA adalah singkatan dari Division Multiple Access. Sedangkan huruf pertama pada masing-masing singkatan mewakili cara pembagian akses-akses tersebut yaitu berdasarkan frekuensi (F), waktu atau time

(T) dan kode/code (C). Jadi :

  1. FDMA (Frequency Division Multiple Access) memisahkan spektrum menjadi

saluran suara dengan membaginya menjadi bagian-bagian bandwidth yang

sama besar. Seperti halnya stasiun radio mengirim sinyal pada frekuensi

tertentu. FDMA pada umumnya digunakan pada transmisi analog. Sekalipun

dapat membawa data digital, FDMA tidak efisien untuk data digital.

Gambar 6: FDMA

  1. TDMA (Time Divistion Multiple Access) adalah teknologi akses yang digunakan oleh aliansi industri elektronik dan asosiasi industry telekomunikasi bandwidth dibagi berdasarkan3 slot waktu. Data suara yang diubah menjadi digital terkompresi sehingga cukup pada tempat yang lebih sempit. Dengan cara ini TDMA punya kapasitas 3 kali lebih banyak dari FDMA. TDMA beroperasi pada saluran frekuensi 800Mhz,Interim Standard (IS) -54, atau 1900Mhz, Interim Standard (IS)-136.

Gambar 7: TDMA

  1. GSM (Global System for Mobile communication) menerapkan TDMA dengan menggunakan penyandian atau encryption untuk membuat panggilan telpon lebih aman. GSM beroperasi pada frekuensi 900Mhzdan 1800Mhz di Eropa dan Asia. Sedangkan di Amerika Serikat pada frekuensi 850Mhz dan 1900Mhz. GSM adalah standar internasional di Eropa, Australia dan sebagian besar Asia dan Afrika. Pada area-area tersebut pengguna ponsel dapat membeli 1 ponsel yang dapat bekerja di mana pun yang mendukung standar tersebut. Untuk terkoneksi ke penyedia servis tertentu di negara-negara area tersebut pengguna GSM hanya perlu ganti kartu SIM (Subscriber Identification Module). Sayangnya GSM di Amerika Serikat tidak kompatibel dengan system internasional. Dengan demikian, ponsel GSM yang dapat digunakan adalah yang memiliki fitur tri-band atau quad-band.

  1. CDMA ( Code Division Multiple Access) menerapkan pengkodean pada data suara yang sudah didigitalkan. Setelah mendigitalkan data, CDMA menyebarkannya ke seluruh bandwidth yang tersedia. Panggilan-panggilan telpon saling timpa pada saluran, dengan tiap panggilan dikodekan secara khusus . Data dikirimkan dalam bentuk potongan-potongan kecil pada sejumlah frekuensi yang tersedia, kapanpun dan dalam jangkauan khusus. Semua data kiriman pengguna berada pada bagian bandwidth yang sama. Tiap sinyal pengguna disebarkan pada seluruh bandwidth dengan kode khusus.

Teknologi CDMA adalah basis untuk Interim Standard (IS)-95 dan beroperasi pada frekuensi 800Mhz dan 1900Mhz. Sinyal kuat CDMA menaikkan gangguan/noise pada pengguna TDMA, dan sinyal kuat TDMA mengacaukan pengguna CDMA.

Gambar 8: CDMA

II. Buat Blog pribadi berisi tugas-tugas PTIK dan evaluasi akhir mandiri ini. Bisa dilihat di blog saya : http://benny-oksatriandhi.blogspot.com

III. Gangguan-gangguan dalam jaringa nirkabel , yaitu :

i. Gangguan pada transmisi penyaluran data

ii. Gangguan pada keamanan (security)

Ø Gangguan pada transmisi penyaluran data

jaringan nirkabel yang biasa digunakan untuk menyalurkan data terbagi dalam 2 golongan besar yaitu :

a. Random (tidak dapat diramalkan terjadinya).

1) Derau panas (Thermal noise) merupakan gangguan yang disebabkan pergerakan acak elektron bebas dalam rangkaian. Gangguan ini berada dalam seluruh sistem spektrum frekuensi yang tersedia. Dikenal juga dengan nama derau putih (white noise), Derau Gaussin dan sebagainya. Gangguan ini tidak dapat dihindari dan biasanya tidak terlalu mengganggu transmisi data, kecuali kalau lebih besar dari pada sinyal yang dikirim.

2) Derau impuls (impuls noise). Dikenal juga sebagai spikes yaitu tegangan yang tingginya lebih dibandingkan tegangan steady state atau tegangan derau rata-rata. Beberapa sumbernya antara lain perubahan tegangan pada saluran listrik yang berdekatan dengan saluran komunikasi data.

3) Bicara silang (Cross talk). Gangguan berupa masuknya sinyal dari kanal yang lain yang letaknya berdekatan. Biasanya terjadi pada saluran telepon yang berdekatan atau saluran yang dimultipleks. Bicara silang bertambah jika jarak tempuh sinyalnya makin jauh, atau makin besar sinyal atau semakin tinggi frekuensinya.

4) Gema (Echo). Sinyal dipantulkan kembali disebabkan perubahan impedansi dalam sebuah rangkaian listrik (misalnya dua kawat yang garis tengahnya berbeda disambungkan). Penekanan gema tidak dapat digunakan dalam transmisi data melalui saluran Voice grade.

5) Perubahan phasa. Phasa sinyal kadang-kadang dapat berubah oleh impulse noise. Phasa dapat berubah dan kemudian kembali normal.

6) Derau intermodulasi (Intermodulation noise). Dua sinyal dari saluran berbeda (intermodulasi) membentuk sinyal baru yang menduduki frekuensi sinyal lain. Intermodulasi dapat terjadi pada transmisi data bila modem menggunakan satu frekuensi untuk menjaga agar saluran sinkron selama data tidak dikirim. Frekuensi ini dapat memodulasi sinyal yang ada pada saluran lain.

7) Phase jitter. Jitter timbul oleh sistem pembawa yang dimultipleks yang menghasilkan perubahan frekuensi. Phasa sinyal ini berubah-ubah sehingga menyebabkan kesukaran dalam mendeteksi bentuk sinyal tersebut.

8) Fading. Terjadi terutama pada sistem microwave antara lain selective fading yaitu yang disebabkan kondisi atmosfer. Sinyal yang disalurkan mencapai penerima melalui berbagai jalur. Sinyal-sinyal ini kemudian kalau bergabung hasilnya akan terganggu.

b. Tak-random/sistematis (terjadinya dapat diramalkan dan diperhitungkan)

1) Redaman. Tegangan suatu sinyal berkurang ketika melalui saluran transmisi disebabkan daya yang diserap oleh saluran transmisi. Redaman tergantung pada frekuensinya, jenis media transmisi dan panjang saluran. Redaman tidak sama besarnya untuk semua frekuensi.

2) Tundaan. Sinyal umumnya terdiri atas banyak frekuensi. Masing-masing frekuensi tidak berjalan dengan kecepatan yang sama sehingga tiba di penerima pada waktu yang berlainan. Tundaan yang terlalu besar sehingga menimbulkan kesalahan pada waktu transmisi data.

Ø Gangguan pada keamanan (security)

Teknologi nirkabel memang bagus untuk menghubungkan antara daerah yang jauh. Namun, teknologi ini mempunyai kelemahan, khususnya dalam hal security. Umumnya, gangguan yang sering dijumpai dalam teknologi WiFi antara lain :

1) Denial of Service (DoS) berupa pengiriman file seperti virus yang dapat mencatat aktivitas user untuk mendapatkan data (Hybrid Threats).

2) Interception and monitoring Wireless traffic, berupa pengiriman pesan/data dengan cara menyiarkannya (broadcasting) ke dalam jaringan. Gangguan model ini umumnya dikenal dengan beragam istilah antara lain, Wireless Sniffer, Hijacking The Session, Broadcast Monitoring, ArpSpoof Monitoring and Hijacking, dan BaseStation Clone (Evil Twin).f

3) Misconfiguration, yang dapat disebabkan oleh ketidakpahaman pengguna, atau ketidaktersediaan blue-print jaringan. Bisa juga karena cacat fisik hardware.

4) Client to Client Attacks, dengan memanfaatkan fasilitas filesharing atau menggunakan service TCP/IP.

5) Insertion Attacks, yang dapat menyerang jaringan dengan memasukan

sesuatu tanpa ijin.

6) Inteferensi yang mengakibatkan jaringan tidak dapat digunakan. Hal ini karena WiFi mengunakan frekuensi 2,4 GHz yang tidak memerlukan lisensi dari pemerintah dan access point WiFi dapat dibeli dengan bebas. Wajar jika interferensi dimungkinkan karena sifat jaringan yang bebas ini.

Berbeda dengan WiFi yang menerapkan suatu standar tertentu, teknologi nirkabel yang diterapkan pada perusahaan seluler atau perusahaan komunikasi data bersifat proprietary dan menggunakan frekuensi yang memerlukan lisensi dari pemerintah. Ada 2 (dua) aspek yang diterapkan di teknologi nirkabel pada perusahaan seluler atau perusahaan komunikasi data dalam menerapkan layanan pengamanan,yaitu :

Confidentiality ( kerahasiaan) dan Integrity) (integritas)

Aspek kerahasiaan dan integritas, berarti data/informasi tidak dapat dan tidak boleh diketahui dan dimodifikasi oleh pihak yang tidak berwenang. Ini artinya jaringan harus bersifat aman dan hampir tidak memiliki peluang untuk dimasuki/disusupi. Untuk itu diperlukan pengamanan yang memadai pada jaringan. Layanan pengamanan yang biasa diterapkan pada teknologi nirkabel seperti pada perusahaan seluler atau perusahaan komunikasi data adalah umumnya dilakukan dalam dua bentuk.

Pertama, encode dan scrambling data sehingga data tidak dapat disusupi oleh mereka yang tak berhak. Kedua, hanya perangkat milik penyedia komunikasi data yang ditempatkan di sisi pelanggan yang memungkinkan dapat mengakses jaringan.

Availability ketersediaan

Aspek kedua, ketersediaan atau availability. Ini berarti teknologi nirkabel haruslah dapat digunakan ketika dibutuhkan. Penyebab utama terjadinya gangguan pada aspek ketersediaan layanan adalah cuaca dan interferensi. Cuaca buruk umumnya sering menjadi kendala terselenggaranya layanan nirkabel. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap aspek ktersediaan layanan ini, teknologi nirkabel non WiFi harus memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. ATP (Auto Transmit Power Control) yang memungkinkan layanan kepada pelanggan tidak terganggu ketika hujan yang sangat deras sekalipun.

b. Pengaturan kanal frekuensi dimana gangguan interferensi dapat diatasi dengan cepat.

c. Fasilitas NMS (Network Monitoring System) agar seorang operator dapat memonitor secara berkala performansi jaringan yang digunakan oleh pelanggan. Fasilitas NMS hanya dimiliki oleh perusahaan komunikasi data.

d. Ketiga kemampuan ini dapat dimasukkan ke dalam Service Level Agreement (SLA), sehingga dapat menjadi pegangan pengguna. Sejatinya, pengamanan pada teknologi nirkabel tidak cukup hanya dibebankan kepada aspek teknologi semata. Perusahaan yang menyediakan layanan teknologi nirkabel harus memiliki kemampuan untuk memadukan teknologi, sumber daya manusia, dan prosedur di internal agar dapat meminimisasi gangguan keamanan di jaringan yang digunakan.

IV. Creative Common Licence adalah organisasi amal dan pendidikan yang didirikan pada tahun 2001 di A.S, yang mengurusi hak cipta penuh dan domain public dengan memberikan pilihan spectrum “beberapa hak dipertahankan” (some right reserved), dimana pencipta dapat mempertahankan karyanya sambil tetap mendorong penggunaan tertentu oleh public atas karya tersebut. Tujuan utama CC adalah membangun lapisan hak cipta yang masuk akal dan luwes dalam manghadapi aturan baku yang semakin membatasi.

Penerapan Creative Common Licence yaitu :

· Atribusi (attribution, “by”) → mengizinkan penggunaan asal memberikan kredit atau penghargaan sesuai permintaan pencipta suatu karya.

· Non komersil (noncommercial, “nc”) → mengizinkan penggunaan untuk non profit

· Tanpa karya turunan (no derivative works, noderivs, “nd”) → tidak memperbolehkan perubahan karya

· Pembagian serupa (share-alike, “sa”) → memperbolehkan modifikasi karya dan boleh menyebarkannya asal menggunakan lisensi yang sama dengan karya aslinya.

Adapun hak-hak pengunduh adalah sebagai berikut:

· Pengguna dapat melakukan apa saja dengan foto Flickr selama mereka memberi saya pembayaran (kredit).

· Pengguna dapat meng-copy (baca: jiplak) video personal saya, mengeditnya jika perlu atau bahkan mendistribusikan pada website mereka, tetapi tidak untuk dijual.

· Pengguna dapat menjiplak foto dari Galeri Flickr saya, menggunakannya pada blog, tetapi tidak boleh mengedit ataupun memanipulasi foto tersebut.

· Pengguna boleh mengambil foto saya bahkan memanipulasinya menggunakan Photoshop, tetapi mereka harus me-lisensikan kreasi baru mereka dibawah suatu kesepakatan tertentu.

· Pengguna dapat menggunakan album musik saya dan mendistribusikannya pada website mereka, tetapi tidak boleh memodifikasi konten bahkan memoneterisasinya.

TUGAS-TUGAS PTIK DAN EVALUASI AKHIR MANDIRI






MERESUME KATA DOSEN PTIK ( Bpk. Ahmad Affandi)


Pada awal pertemuan mata kuliah PTIK, Bapak Affandi mendata jumlah mahasiswa yang di kelas G-402 / Fisika. Dan setelah dihitung, jumlah mahasiswa yang ada di kelas tersebut ± sekitar 36 orang. Mahasiswa-mahasiswa tersebut berasal dari berbagai jurusan / prodi. Di antaranya dari jurusan / prodi Sistem Informasi, Biologi, PWK,dan Fisika. Pada pertemuan tersebut , Pak Affandi selalu memberikan berbagai pertanyaan kepada mahasiswa-mahasiswa yang ada di kelas tersebut.

Bapak Affandi bertanya mengenai jumlah orang dari masing-masing jurusan dan pilihan ke berapa mahasiswa mengambil jurusan tersebut kepada masing-masing mahasiswa, diperoleh data sebagai berikut :

JURUSAN

PILIHAN KE-1

PILIHAN KE-2

PILIHAN KE-3

BEASISWA

JUMLAH

Sistem Informasi

7

9

-

1

17

Biologi

3

3

-

-

6

PWK

3

1

2

-

6

Fisika

5

2

-

-

7

JUMLAH TOTAL MAHASISWA

36

Kemudian, Pak Affandi bertanya kepada para mahasiswa, apa jenis komputer yang dimiliki oleh mahasiswa yanag berada di kelas tersebut, PC/desktop atau laptop. Dan ternyata diperoleh data sebagai berikut :

JENIS KOMPUTER YANG DIMILIKI MAHASISWA

JUMLAH MAHASISWA YANG MEMILIKI PC ATAU LAPTOP

PC / DESKTOP

18

LAPTOP

16

JUMLAH TOTAL MAHASISWA YANG MEMILIKI KOMPUTER

34

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa tidak semua mahasiswa memiliki komputer, yaitu hanya 2 orang saja yang tidak memiliki komputer. Dan Pak Affandi menyarankan kepada kedua mahasiswa tersebut untuk sharing kepada teman-teman sekelas untuk belajar bersama untuk mengunakan komputer.

Setelah itu, Pak Affandi menanyakan Operation System (OS) apa yang digunakan para mahasiswa. Dan 100% mahasiswa yang mempunyai komputer menggunakan Operation System (OS) Windows, dan tidak ada sama sekali yang menggunakan OS Linux.

Pak Affandi lagi kepada para mahasiswa yang ada di kelas tersebut. Beliau menanyakan Jenis Microsoft Office apa yang telah dikuasai oleh mahasiswa yang berada di kelas itu. Dan atas jawaban para mahasiswa, diperoleh data sebagai berikut :

JENIS MICROSOFT OFFICE

JUMLAH MAHASISWA YANG MENGUASAI

Word

36

Excel

36

Powerpoint

36

Outlook

0

Picture Manager

36

Access

0

Publisher

4

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa semua mahasiswa mampu menguasai Ms. World, Excel, Powerpoint, dan Picture Manager. Semua mahasiswa tidak mampu menguasai Ms. Outlook dan Acces. Dan sebagian kecil mampu menguasai Ms. Publisher.

Pak Affandi kembali lagi bertanya kepada para mahasiswa. Beliau bertanya aplikasi apa yang sudah ada di komputer masing-masing mahasiswa. Dan para mahasiswa menjawab berbagai macam aplikasi, antara lain : Photoshop, Corel Draw, Adobe Acrobat, Macromedia, IE, Mozilla, dll. Kemudian beliau bertanya lagi. Apa jenis akses internet yang biasanya digunakan oleh para mahasiswa. Dan ternyata 11 orang mempunyai akses internet sendiri di rumah. Antara lain 2 orang menggunakan flash/modem, 8 orang menggunakan speedy, dan 1 orang menggunakan smart. Dan mahasiswa yang lain menggunakan akses internet di publik (warnet).

Setelah banyak pertanyaan yang berganti-ganti, Pak Affandi bertanya kepada mahasiswa, apa yang mereka rencanakan setelah lulus S1 di ITS. Dan diperoleh data sebagai berikut :

JENIS PILIHAN

JUMLAH MAHASISWA YANG MEMILIH

S2

6

KERJA :

l INDUSTRI : 8

l PENDIDIKAN : 1

l GOVERNMENT : 6

15

WIRAUSAHA

15

JUMLAH TOTAL MAHASISWA

36

Setelah mengetahui hasil tersebut, Pak Affandi menyarankan kepada para mahasiswa untuk memperkaya ilmu dalam bahasa inggris agar TOEFL para mahasiswa bagus, yaitu >550. Karena banyak perusahaan yang membutuhkan pekerja yang TOEFLnya >550. Dan agar memudahkan bagi para mahasiswa yang setelah lulus S1 ingin mencari pekerjaan. Intinya Pak Affandi mengatakan bahwa keberhasilan seseorang ada di tangan masing-masing orang yang ingin berhasil.







DCE

(DATA CIRCUITTERMINATING EQUIPMENT)

DCE adalah peralatan data circuit terminating yang berkomunikasi dengan DTE. DCE adalah piranti yang mensuplay signal clocking ke DTE. Suatu modem atau CSU/DSU disisi pelanggan sering diklasifikasikan sebagai DCE. DCE bisa serupa DTE seperti router akan tetapi masing- masing mempunyai perannya sendiri. Fungsi DCE adalah adalah untuk meletakkan data ke local lamp. Fungsi DTE adalah untuk melewatkan data ke DCE. Contoh beberapa Physcal layer (kabel) untuk interface DTE / DCE adalah HSSI, V.35, X.21, EIA/TIA 232.

Salah satu kabel adalah DTE / DCE kabel, dan salah satu konfigurasi yang kaya detail diperlukan bila kita menghubungkan dua router Cisco secara langsung menggunakan interface serial. Ini juga merupakan konfigurasi khas CCNA dan CCNP di laboratorium rumah juga, particuarly bila membuat sebuah frame relay switch. Dalam contoh ini, kita sudah langsung terhubung Router1 dan Router3, masing-masing router menggunakan antarmuka serial1.

Langsung Connected Sertifikasi CCNA Serial Interfaces

Hal ini menimbulkan masalah ketika kita menghubungkan mereka secara langsung, karena salah satu router harus berfungsi sebagai DCE (Data Circuit-Mengakhiri Equipment) dalam suatu hubungan. DCE harus mengirim clock rate ke DTE, jadi kita harus mengkonfigurasi itu juga. Akan ada DTE / DCE kabel yang menghubungkan router ini, dengan DTE ujung kabel yang secara alami terhubung ke DTE dan DCE. Anda tahu di mana yang terjadi. Tapi bagaimana kalau kabel sudah terhubung dan Anda perlu memastikan bahwa akhir DCE memang terhubung ke Router kabel memiliki "DTE" dan "DCE" dicap secara fisik ke konektor itu sendiri,Jika teah menguasai detail-detail ini, jadi tahu bagaimana untuk mengetahui ujung kabel yang dihubungkan dengan DCE dan mengetahui apa yang DCE perlu lakukan untuk membuat konfigurasi ini berlaku tak ada salahnya sedikit.

ü MACAM DCE KABEL

Coaxial Cable

Kabel koaksial. Kabel ini berisi dua buah conduktor, satunya terletak di tengah yang terbuat dari tembaga.

Waffle Splice Closure

Kabel penutup sambungan yang biasa digunakan pada pipa tekanan udara

Variety

Macam, keseragaman, keanekawarnaan, keanekaragaman, selingan, variasi.

Transceiver cable

Kabel penghubung workstation dengan kabel bus LAN..

Fiber-optic cable

Kabel ini berisi 2 atau lebih helai plastik setipis rambut manusia yang dilindungi dengan jaket pelindung.

Firewire

Kabel Penghubung Video ke Komputer. Serial bus berkecepatan tinggi ini dikembangkan oleh Apple .

RJ45

Kabel standar untuk telepon.

LAN cable

Kabel untuk LAN. Ada tiga kabel yang tersedia.

Drop Cable

Kabel yang dipakai untuk menyambung Network Interface Card (NIC) dengan media transmisi.

Fiber Optic Cable

Kabel serat optik memiliki kelebihan mampu menyalurkan data dengan kecepatan tinggi.

Fiber Plant

Kabel, media untuk mengantarkan arus listrik:electric atau informasi:information.

loaded line

Kabel transmisi:transmission yang diperlengkapkan dengan kumparan pengisi.

lobe

Kabel:cable yang menghubungkan stasiun:station Token ring perkabelan utama.

Ethernet Cable

Semua kabel media untuk jaringan Ethernet. Contoh Ethernet Cable yaitu kabel jenis 10base5, UTP/STP.

Open wire

Adalah kabel:cable yang disangkutkan pada tiang penyangga, kabel ini tidak memiliki pelindung dan pr...

Work Area Cable

Kumpulan kabel yang digunakan untuk menghubungkan peralatan kecolokan telekomunikasi pada area kerja...

Main cross-connect

Cross-connect untuk kabel back bone, kabel entrace, dan kabel peralatan tingkat pertama.

Wind Loading

Dalam komunikasi nir kabel, ini adalah merupakan referensi yang menjadi tolok ukur menentukan struktur.

V.110

Standar protokol dua kabel BRI (Basic Rate Iterface) pada ISDN (Integrated Services Digital Network)

Jacket

Pelindung. Dalam pengkabelan adalah bagian pembungkus luar pada bagian kabel tembaga.

Numeric code

Kode numerik. Sepuluh macam kombinasi angka.

Dual

Rangkap dua, untuk dua macam keperluan

RJ-45 Connector

Konektor standar untuk kabel Ethernet Cat 5.

Work area

Area kerja. Area dimana perkabelan horizontal dihubungkan ke area kerja melalui kontak telekomunikasi.

Wire Wrap Termination

Adalah sebuah tipe terminal kabel yang digunakan dalam DSX panel atau perangkat telekomunikasi digital.

SC Connector

Konektor yang diselipkan pada kabel serat optik.

Dedicated line

Secara harfiah diartikan sebagai kabel yang disewa. Kabel ini dimanfaatkan sebagai media koneksi jaringan.

Leased line

Secara harfiah diartikan sebagai kabel yang disewa. Kabel ini dimanfaatkan sebagai media koneksi jaringan.

Transceiver

Penghubung transceiver cable dengan kabel bus LAN.

Public Land Mobile Network

Nama generik untuk semua jaringan nirkabel bergerak yang menggunakan stasiun berbasis bumi.

Jumper Wire

Sebuah pasangan koneksi menggunakan kabel:cable twisted pair tanpa adanya konektor pada beberapa ujung.








U T P (Unshielded twisted-pair)

Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.

Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis dalam tabel berikut :

Kategori

Kegunaan

Category 1 (Cat1)

Kualitas suara analog

Category 2 (Cat2)

Transmisi suara digital hingga 4 megabit per detik

Category 3 (Cat3)

Transmisi data digital hingga 10 megabit per detik

Category 4 (Cat4)

Transmisi data digital hingga 16 megabit per detik

Category 5 (Cat5)

Transmisi data digital hingga 100 megabit per detik

Enhanced Category 5 (Cat5e)

Transmisi data digital hingga 250 megabit per detik

Category 6 (Cat6)

Kabel masa depan untuk kecepatan up to 10Gbps

Category 7 (Cat7)

di design untuk bekerja pada frequensi up to 600Mhz.

Di antara semua kabel di atas, kabel Enhanced Category 5 (Cat5e) dan Category 5 (Cat5) merupakan kabel UTP yang paling populer yang banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi Ethernet.

Category 1

Kabel UTP Category 1 (Cat1) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi terendah, yang didesain untuk mendukung komunikasi suara analog saja. Kabel Cat1 digunakan sebelum tahun 1983 untuk menghubungkan telefon analog Plain Old Telephone Service (POTS). Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat1 membuatnya kurang sesuai untuk digunakan sebagai kabel untuk mentransmisikan data digital di dalam jaringan komputer, dan karena itulah tidak pernah digunakan untuk tujuan tersebut.

Category 2

Kabel UTP Category 2 (Cat2) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 1 (Cat1), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara digital. Kabel ini dapat mentransmisikan data hingga 4 megabit per detik. Seringnya, kabel ini digunakan untuk menghubungkan node-node dalam jaringan dengan teknologi Token Ring dari IBM. Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat2 kurang cocok jika digunakan sebagai kabel jaringan masa kini. Gunakanlah kabel yang memiliki kinerja tinggi seperti Category 3, Category 4, atau Category 5.

Category 3

Kabel UTP Category 3 (Cat3) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 2 (Cat2), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara pada kecepatan hingga 10 megabit per detik. Kabel UTP Cat3 menggunakan kawat-kawat tembaga 24-gauge dalam konfigurasi 4 pasang kawat yang dipilin (twisted-pair) yang dilindungi oleh insulasi. Cat3 merupakan kabel yang memiliki kemampuan terendah (jika dilihat dari perkembangan teknologi Ethernet), karena memang hanya mendukung jaringan 10BaseT saja. Seringnya, kabel jenis ini digunakan oleh jaringan IBM Token Ring yang berkecepatan 4 megabit per detik, sebagai pengganti Cat2.

Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP Category 3 pada beberapa frekuensi.

Karakteristik

Nilai pada frekuensi 10 MHz

Nilai pada frekuensi 16 MHz

Attenuation (pelemahan sinyal)

27 dB/1000 kaki

36 dB/1000 kaki

Near-end Cross-Talk (NEXT)

26 dB/1000 kaki

23 dB/1000 kaki

Resistansi

28.6 Ohm/1000 kaki

28.6 Ohm/1000 kaki

Impendansi

100 Ohm (±15%)

100 Ohm (±15%)

Kapasitansi

18 picoFarad/kaki

18 picoFarad/kaki

Category 4

Kabel UTP Category 4 (Cat4) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 3 (Cat3), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara hingga kecepatan 16 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga 22-gauge atau 24-gauge dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini dapat mendukung jaringan Ethernet 10BaseT, tapi seringnya digunakan pada jaringan IBM Token Ring 16 megabit per detik.

Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP Category 4 pada beberapa frekuensi.

Karakteristik

Nilai pada frekuensi 10 MHz

Nilai pada frekuensi 20 MHz

Attenuation

20 dB/1000 kaki

31 dB/1000 kaki

Near-end Cross-Talk

41 dB/1000 kaki

36 dB/1000 kaki

Resistansi

28.6 Ohm/1000 kaki

28.6 Ohm/1000 kaki

Impedansi

100 Ohm (±15%)

100 Ohm (±15%)

Kapasitansi

18 picoFarad/kaki

18 picoFarad/kaki

Category 5

Kabel UTP Category 5 (Cat5) adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 4 (Cat4), yang didesain untuk mendukung komunikasi data serta suara pada kecepatan hingga 100 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini telah distandardisasi oleh Electronic Industries Alliance (EIA) dan Telecommunication Industry Association (TIA).

Kabel Cat 5 dapat mendukung jaringan Ethernet (10BaseT), Fast Ethernet (100BaseT), hingga Gigabit Etheret (1000BaseT). Kabel ini adalah kabel paling populer, mengingat kabel serat optik yang lebih baik harganya hampir dua kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan kabel Cat5. Karena memiliki karakteristik kelistrikan yang lebih baik, kabel Cat5 adalah kabel yang disarankan untuk semua instalasi jaringan.

Karakteristik

Nilai pada frekuensi 10 MHz

Nilai pada frekuensi 100 MHz

Attenuation

20 dB/1000 kaki

22 dB/1000 kaki

Near-end Cross-talk

47 dB/1000 kaki

32.3 dB/1000 kaki

Resistansi

28.6 Ohm/1000 kaki

28.6 Ohm/1000 kaki

Impendansi

100 Ohm (±15%)

100 Ohm (±15%)

Kapasitansi

18 picoFarad/kaki

18 picoFarad/kaki

Structural return loss

16 dB

16 dB

Delay skew

45 nanodetik/100 meter

45 nanodetik/100 meter

Enhanced Category 5

Kabel ini merupakan versi perbaikan dari kabel UTP Cat5, yang menawarkan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan Cat5 biasa. Kabel ini mampu mendukung frekuensi hingga 250 MHz, yang direkomendasikan untuk penggunaan dalam jaringan Gigabit Ethernet, meskipun menggunaan kabel UTP Category 6 lebih disarankan untuk mencapai kinerja tertinggi.

Pengabelan UTP Category 5

Pengabelan UTP Category 5 Straight

Pengabelan UTP Category 5 Crossover

Dalam menghubungkan jaringan Ethernet dengan menggunakan kabel UTP Category 5, terdapat dua strategi pengabelan, yakni Crossover cable dan Straight-through cable. Kabel Crossover digunakan untuk menghubungkan dua perangkat yang sama (NIC dengan NIC lainnya, hub dengan hub yang lainnya dan lain-lain), sementara kabel Straight-through digunakan untuk menghubungkan NIC dengan hub atau NIC dengan switch.

Keuntungan kabel UTP

1. Investasi pad sisi pelanggan lebih murah

2. Kecepatan transmisi data lebih tinggi dibanding Wi-FI (10-100Mbps)

3. Aplikasi yang dimanfaatkan bisa lebih banyak dikarenakan bandwidthnya yang

tinggi (gameonline, file sharing, video streaming, dll)

4. Tidak rentan terhadap penyadapan data dibanding teknologi wireless

Kekurangan kabel UTP

1. Rentan terhadap gangguan petir namun dapat dikurangi dengan penggunaan

surge protector.

2. Kemungkinan gangguan atau kerusakan lebih tinggi karena melalui area

publik.

3. Biaya pemeliharaan relatif tinggi karena harus dipersiapkan untuk penggatian

switch atau kabel yang rusak.





Lisensi Creative Commons

Lisensi Creative Commons adalah beberapa lisensi hak cipta yang diterbitkan pada 16 Desember 2002 oleh Creative Commons, suatu perusahaan nirlaba Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 2001. Banyak di antara lisensi-lisensi tersebut, terutama lisensi original, yang memberikan "hak dasar" , seperti hak untuk mendistribusikan karya berhak cipta tanpa perubahan, tanpa biaya apapun. Beberapa lisensi yang lebih baru tidak memberikan hak tersebut. Lisensi Creative Commons saat ini tersedia dalam 34 yurisdiksi yang berbeda di seluruh dunia, dengan sembilan lainnya dalam tahap pengembangan.

Lisensi original

Semua lisensi original memberikan "hak dasar". Detil masing-masing lisensi ini bergantung pada versi, dan terdiri dari pilihan empat kondisi:

  1. Atribusi (attribution, “by”): Mengizinkan orang lain untuk menyalin, mendistribusikan, menampilkan, serta membuat karya turunan berdasarkan suatu karya hanya jika orang tersebut memberikan penghargaan pada pencipta atau pemberi lisensi dengan cara yang disebutkan dalam lisensi.
  2. Non komersial (noncommercial, “nc”): Mengizinkan orang lain menyalin, mendistribusikan, menampilkan, serta membuat karya turunan berdasarkan suatu karya hanya untuk tujuan non komersial.
  • Tanpa karya turunan (no derivative works, noderivs, “nd”): Mengizinkan orang lain menyalin, mendistribusikan, dan menampilkan hanya salinan sama persis (verbatim) suatu karya, bukan karya turunan yang berdasarkan. karya tersebut
  1. Pembagian serupa (share-alike, “sa”): Mengizinkan orang lain untuk mendistribusikan suatu karya turunan hanya di bawah suatu lisensi yang identik dengan lisensi yang diberikan pada karya aslinya. (Lihat pula copyleft.)

Penggabungan dan pencocokan kondisi-kondisi tersebut menghasilkan enam belas kemungkinan kombinasi, dengan sebelas di antaranya adalah lisensi Creative Commons yang valid. Dari lima kombinasi yang tak valid, empat di antaranya mencakup baik klausa “nd” maupun “sa” yang saling eksklusif satu dengan yang lain; dan satunya lagi tidak mencakup satu pun klausa, yang berarti melepas hak suatu karya dalam domain publik. Lima di antara sebelas lisensi valid yang tak mencakup unsur Atribusi sudah (hampir) tak digunakan karena 98% pemberi lisensi meminta Atribusi, tapi masih dapat dilihat di situs web. Ada enam lisensi yang umumnya dipergunakan:

Enam lisensi umum CC

  1. Atribusi saja (by): Pencipta (termasuk pemberi lisensi) diberi kredit.
  2. Atribusi + Non komersial (by-nc): Pencipta diberi kredit dan hanya untuk tujuan non komersial saja.
  3. Atribusi + Tanpa karya turunan (by-nd): Pencipta diberi kredit dan hanya karya verbatim (yang sama persis) saja.
  4. Atribusi + Pembagian serupa (by-sa): Pencipta diberi kredit dan karya boleh diturunkan dengan lisensi yang identik.
  5. Atribusi + Non komersial + Tanpa karya turunan (by-nc-nd): Pencipta diberi kredit dan hanya karya verbatim saja untuk tujuan non komersial saja.
  6. Atribusi + Non komersial + Pembagian serupa(by-nc-sa): Pencipta diberi kredit dan boleh diturunkan dengan lisensi yang identik untuk tujuan non komersial saja.

Perjanjian Creative Commons

Anda bebas:

  • untuk Membagikan — untuk menyalin, mendistribusikan, dan menyebarkan karya, dan
  • untuk Remix — untuk mengadaptasikan karya

Di bawah persyaratan berikut:

  • Atribusi — Anda harus memberikan atribusi karya sesuai dengan cara-cara yang diminta oleh pembuat karya tersebut atau pihak yang mengeluarkan lisensi.
  • Pembagian Serupa — Jika Anda mengubah, menambah, atau membuat karya lain menggunakan karya ini, Anda hanya boleh menyebarkan karya tersebut hanya dengan lisensi yang sama, serupa, atau kompatibel.

Dengan mengetahui bahwa:

  • Pengabaian — Persyaratan-persyaratan di atas dapat diabaikan jika Anda mendapatkan ijin langsung dari pemegang hak cipta.
  • Hak Lainnya — Hak-hak berikut ini sama sekali tidak dipengaruhi oleh lisensi di atas:
    • hak-hak penggunaan wajar Anda;
    • hak-hak moral pembuat karya; dan
    • hak-hak yang dimiliki orang lain baik di dalam karya itu sendiri maupun di dalam penggunaannya, seperti publisitas atau hak-hak privasi.
  • Pemberitahuan — Untuk segala bentuk pemakaian ulang atau distribusi, Anda harus menjelaskan kepada seluruh orang tentang lisensi karya ini. Cara terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah dengan menyediakan pranala ke http://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0/

sumber

http://id.wikipedia.org/wiki/Lisensi_Creative_Commons

http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Teks_Lisensi_Creative_Commons_Atribusi-PembagianSerupa_3.0